Perkuat tali Persaudaraan &
Tegakkan Perdamaian Dunia
Oleh : Khairussalim, S.Ag.
Akhir-akhir ini kita
sering melihat tayangan di televisi peristiwa kekerasan yang kembali
terjadi di berbagai tempat di negara kita. Kali ini bahkan lebih mengenaskan.
Penyebabnya pun beragam, permasalahan wanita, perkelahian pemuda, perbedaan
pemahaman dalam agama, gara-gara selisih paham antar keluarga dan lain-lain.
Permasalahan yang pada awalnya mungkin dianggap kecil oleh berbagai pihak, tapi
tidak diselesaikan dengan tuntas dan bijak, bagai bara dalam sekam, Yang pada
akhirnya menimbulkan kerusuhan massal, yang membawa kerugian material yang
sangat banyak dan dampak psikologis yang luar biasa, pada semua pihak
yang terlibat atau menjadi korban.
Mendengar
peristiwa tersebut, miris hati ini. Seakan-akan sudah tidak ada akal sehat
lagi. Saat ini setiap permasalahan yang terjadi di masyarakat (grassroot)
seakan-akan diselesaikan dengan tindakan kekerasan. Cara ini sepertinya sudah
menjadi kebiasaan bahkan membudaya.
Jika
kita renungkan, masyarakat kita saat ini sudah bagaikan padang rumput yang
kering. Hanya disundut api kecil saja, sudah langsung terbakar. Cara main
'hakim sendiri' yang kian marak di masyarakat kita merupakan gejala yang sangat
mengkhawatirkan.
Yang
mengherankan juga, Indonesia, sebagai suatu bangsa dijuluki ramah dan halus
budi pekerti . Tetapi ternyata kini telah terperangkap dalam menggunakan
kekerasan dan kadang-kadang dengan mendalihkan ajaran agamanya, entah itu benar
atau tidak, entah itu rasionalistik atau emosional.
Lalu
mengapa semua itu bisa terjadi? Di manakah nilai-nilai Islam berada?
Melalui
kesempatan ini, ada baiknya saya mengajak kepada seluruh masyarakat untuk
kembali memperkuat tali persaudaraan sesama anak bangsa, agar terwujud
masyarakat ideal. Dalam pandangan
Alquran, konsep, masyarakat ideal akan tercapai apabila persaudaraan sesama
warganya dapat tercipta.
Persaudaraan
yang dimaksud bukan hanya sebatas antarsesama Muslim akan tetapi dengan seluruh
warga masyarakat yang boleh jadi sangat plural. Maka sikap terbuka dan toleran
menjadi sebuah keniscayaan.
Islam
tidak hanya mengajarkan persaudaraan antarsesama Muslim, namun juga ukhuwah
`ubudiyyah (persaudaraan dalam ketundukan kepada Allah), ukhuwah insäniyyah/basyariyyah
(persaudaraan antarsesama manusia), ukhuwah wathaniyyah wa al-nasab
(persaudaraan sebangsa dan seketurunan)
Dalam
Islam sudah ditegaskan bahwa keberadaan agama yang dibawa Nabi Muhammad saw
ditujukan demi kesejahteraan dan keselamatan seluruh umat sekalian alam. Kata
Islam sendiri yang berasal dari bahasa Arab berarti tunduk, patuh, selamat,
sejahtera, dan damai. Maka, agama Islam mengajarkan
umatnya untuk selalu menegakkan perdamaian di dunia, sehingga
persaudaraan dapat terjalin dengan erat.
Dalam Alquran sudah ditegaskan, bahwa
Islam diturunkan untuk perdamaian, rahmat bagi seluruh mahluk di muka bumi.
Sebagaimana Allah SWT berfirman,
Artinya
"dan Tiadalah
Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al Anbiya
: 107)
Islam
juga mengajarkan bagaimana menghadapi perpecahan dan segala perselisihan yang
bermaksud memecah belah umat. Sejak zaman Rasul pun Islam selalu mendapat
pertentangan dan serangan dari musuh-musuh Islam. Rasulullah SAW seringkali
difitnah dan dimusuhi, namun beliau tetap istiqamah menjalankan syariat dari
Allah SWT.
Allah berfirman:
Artinya:
“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.”
(QS. An Nahl : 125)
Marilah
kita berdoa, semoga bangsa kita tetap satu tumpah darah,tanah Indonesia,bangsa dan bahasa yang satu yaitu Indonesia. Jauhkan kami
dari fitnah, adu domba, sifat dengki. Tanamkan dihati kami rasa kasih
dan sayang dengan sesama, dan tanamkan sikap 'arif dalam mengelolasumber daya
alam dan lingkungan, sehingga terhindar dari bencana yang tak diinginkan. amin
ya rabbal `alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar