MEMPERINGATI MAULID
RASUL
Oleh : KH. Syaribuddin
Jama’ah
Jum’at Rahimakumullah
Marilah
kita berwasiat pada diri kita masing-masing agar selalu beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dengan
sungguh-sungguh. Dengan begitu kita menjadi hamba Allah dan umat nabi Muhammad SAW,
yang tidak saja selamat dunia akhirat, melainkan juga memperoleh kebahagiaan
serta kesejahteraan hakiki lahir bathin.
Sejarah
mencatat tanggal 12 rabi’ul awal ternyata bukan cuma Nabi Muhammad dilahirkan,
akan tetapi bulan itu junjungan nabi kita melaksanakan hijrah ke kota Madinah,
atas perintah Allah. Bahkan pada bulan yang sama pula beliau meninggalkan kita
menghadap Allah SWT untuk selamanya.
Jama’ah
Jum’at Rahimakumullah
Alhamdulillah
saat ini peringatan mauled sudah begitu memasyarakat, malah bisa dibilang sudah
membudaya. Ia dilaksanakan mulai daerah pinggiran hingga kota metro politan,
bahkan dari pelosok desa hingga istana.
Memperingati
mauled rasul berarti menelusuri sepak terjang perjuangannya, membentang pahit
getirnya liku-liku perjalanan hidupnya, juga mengenang detik terakhir saat
beliau akan meninggalkan kita.
Karena
dari situ banyak sekali berserakan mutiara dan batu permata yang sangat indah,
yang merupakan pancaran dan cerminan
perilaku Rasulullah yang betul-betul kaya dengan nuansa akhlakul karimah.
Sesuai dengan firman Allah SWT:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ
اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ
وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً ﴿٢١﴾
Artinya :
Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS.
Al-Ahzaab : 21)
Dari ayat ini dapat dipetik
pelajaran bahwa inti dari sebuah
peringatan mauled Nabi SAW bukanlah untuk pamer dan pamor atau unjuk kekayaan,
bukan pula untuk gagah-gagahan, gengsi-gengsian atau ingin memperoleh pujian apalagi
untuk tujuan kehormatan seperti pangkat jabatan dan kedudukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar